Selasa, 18 Oktober 2011

TANTANGAN SUMBER DAYA KEWIRAUSAHAAN



Tantangan Berwirausaha bagi Generasi Muda


Pertumbuhan ekonomi hingga kini belum menggembirakan. Sektor riil yang menjadi penopang kehidupan masyarakat, masih kembang-kempis.
Pengangguran terbuka pun kini sudah mencapai angka 12 juta. Sebuah kondisi yang memprihatinkan dan butuh penanganan secepatnya.
Namun tampaknya, pemerintah kurang agresif dalam merespon kondisi tersebut. Pemerintah justru lebih gesit menangani permasalahan politik, yang justru menyangkut kepentingan pribadi maupun kelompoknya. Kasus Century belakangan ini tentu membuat wong cilik prihatin, karena semakin dilupakan pemimpinnya. Padahal di saat bersamaan, tekanan persaingan global berada di depan mata, seiring dengan diberlakukan perjanjian China-Asean Free Trade Area (CAFTA).
Modal berharga untuk menjalani bidang kewirausahaan adalah keberanian dan jaringan (networking). Apabila generasi muda malas dan kurang tertarik pada pemunculan ide-ide kreatif, bagaimana bisa untuk berani dan menjalin relasi yang luas. Padahal menurut beberapa ahli, tak ada suatu kesuksesan yang bisa direngkuh tanpa usaha keras. Menurut Andrie Wongso, "Jika kita keras terhadap diri kita, maka hidup kita akan jadi lunak. Namun, kalau kita lunak pada diri kita, maka hidup kita akan jadi keras."
Sikap pemerintah yang kurang gesit di dalam menangani krisis ekonomi di Indonesia, pada akhirnya semakin menambah penduduk miskin dan menganggur di Indonesia. Bahkan, akibat tingginya tekanan persaingan global, banyak perusahaan yang gulung tikar, sehingga gelombang PHK pun terus berlangsung. Padahal, fakta memperlihatkan, setiap tahun Indonesia memproduksi lebih dari 250.000-350.000 sarjana.
Hal itu jelas menjadi tantangan tersendiri bagi generasi muda untuk turut andil dalam mengatasi krisis yang hingga kini terus menjerat negeri ini. Sebagai generasi penerus bangsa, generasi muda punya tanggung jawab moril untuk mempertahankan negeri ini dari derasnya tekanan persaingan global akibat adanya pasar bebas. Melihat kondisi negeri ini yang sudah semakin dilanda krisis, sudah seharusnya kita segera bertindak, paling tidak menjawab tantangan berwirausaha tersebut. Apabila virus wirausaha telah menyebar ke lingkup generasi muda, niscaya negeri ini memiliki modal berharga, paling tidak untuk bersaing dengan negara lain, tak terkecuali negara maju. Alhasil, kita jadi tak dianggap remeh lagi oleh negara lain dan menjadi diperhitungkan oleh negara-negara maju.
Melihat lapangan kerja yang semakin sempit, tampaknya generasi muda dihadapkan pada tantangan berwirausaha. Apabila banyak generasi muda yang terjun ke sektor kewirausahaan, niscaya perekonomian dalam negeri berangsur-angsur pulih. Menjadi wirausaha merupakan jalan keluar elegan mengurangi pengangguran dan kemiskinan di negeri ini di tengah lapangan kerja yang semakin sempit atau berkurang. Dengan menjadi wirausaha, berarti generasi muda membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain.
Jika ditilik dari segi minat, sebetulnya banyak generasi muda terutama dari kalangan mahasiswa yang tertarik untuk menjadi wirausaha. Tapi sayang, tak diikuti dengan usaha riil untuk mencapainya. Banyak generasi muda lebih tertarik mengekor, daripada berinovasi kreatif. Banyak yang lebih suka nongkrong atau dugem dan menghamba pada kemalasan.

Tantangan Utama dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Wirausahawan adalah seseorang yang menciptakan sebuah bisnis baru dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang dan menggabungkan sumber daya yang diperlukan untuk mendirikannya.
Hanya sumber daya manusia yang memiliki keunggulanlah yang dapat bertahan dalam persaingan. Demikian juga pertumbuhan penduduk dunia yang semakin cepat disertai persaingan yang tinggi akan menimbulkan berbagai angkatan kerja yang kompetitif dan akan menimbulkan pengangguran bagi sumber daya manusia yang tidak memiliki keunggulan daya saing yang kuat,seharusnya masyarakat memiliki pendidikkan yang baik sehingga menjadi SDM yang berkulitas.
Mengidentifikasi profil dari seorang wirausahawan itu, yaitu:
1.                              Menyukai Tanggung Jawab
Wirausahawan merasa bertanggung jawab secara pribadi atas hasil perusahaan tempat mereka terlibat.
2.                              Lebih menyukai resiko menengah
Wirausahawan bukanlah pengambil resiko liar, melainkan seorang yang mengambil resiko yang diperhitungkan. Wirausahawan melihat sebuah bisnis dengan pemahaman resiko pribadinya.
3.                              Keyakinan atas kemampuan untuk berhasil
Wirausahawan umumnya memiliki banyak keyakinan atas kemampuan untuk berhasil. Mereka cenderung optimis terhadap peluang keberhasilan dan optimisme mereka biasanya berdasarkan kenyataan.
4.                              Hasrat untuk mendapatkan umpan balik langsung
Wirausahawan ingin mengetahui sebaik apa mereka bekerja dan terus menerus mencari pengukuhan.
5.                              Tingkat energi yang tinggi
Wirausahawan lebih energik dibandingkan orang kebanyakkan. Energi ini merupakan faktor penentu mengingat luar biasanya bisnis yang diperlukan untuk mendirikan suatu perusahaan.
6.                              Orientasi ke depan
Wirausahawan memiliki indera yang kuat dalam mencari peluang. Mereka melihat ke depan dan tidak begitu mempersoalkan apa yang telah dikerjakan kemarin, melainkan lebih mempersoalkan apa yang dikerjakan besok.
7.                              Keterampilan Mengorganisasi
Membangun sebuah perusahaan “dari nol” dapat dibayangkan seperti menghubungkan potongan-potongan sebuah gambar besar. Para wirausahawan mengetahui cara mengumpulkan orang-orang yang tepat untuk menyelesaikan suatu tugas. Penggabungan orang dan pekerjaan secara efektif memungkinkan para wirausahawan untuk mengubah pandangan ke depan menjadi kenyataan.
8.                              Menilai prestasi lebih tinggi daripada uang.
Salah satu kesalahmengertian yang paling umum mengenai wirausahawan adalah anggapan bahwa mereka sepenuhnya terdorong oleh keinginan menghasilkan uang. Sebaliknya, prestasi tampak sebagai motivasi utama wirausahawan; uang hanyalah cara untuk “menghitung skor” pencapaian sasaran atau simbol prestasi.
Menelaah sebab-sebab kegagalan bisnis kecil mungkin dapat membantu kita menghindari masalah tersebut. Diantara kegagalan utama yang mungkin, dapat penulis utarakan sebagai berikut.:
1.                              Ketidakmampuan Manajemen
Dalam kebanyakan UKMK, kurangnya pengalaman manajemen atau lemahnya kemampuan pengambilan keputusan merupakan masalah utama dari kegagalan usaha. Pemiliknya kurang mempunyai jiwa kepemimpinan dan pengetahuan yang diperlukan untuk membuat bisnisnya berjalan.
2.                              Kurang Pengalaman
Idealnya, calon wirausahawan harus memiliki keterampilan teknis yang memadai (pengalaman kerja mengenai pengoperasian fisik bisnis dan kemampuan konsep yang mencukupi); kemampuan memvisualisasi, mengkoordinasi, dan mengintegrasikan berbagai kegiatan bisnis menjadi keseluruhan yang sinergis.
3.                              Lemahnya Kendali Keuangan
Dalam hal ini ada dua kelemahan mendasar yang perlu digarisbawahi, yaitu: kekurangan modal dan kelemahan dalam kebijakkan kredit terhadap pelanggan. Banyak wirausahawan membuat kesalahan pada awal bisnis dengan hanya “modal dengkul,” yang merupakan kesalahan fatal. Wirausahawan cenderung sangat optimis dan sering salah menilai uang yang dibutuhkan untuk masuk ke dalam bisnis. Sebagai akibatnya, mereka memulai usaha dengan modal yang terlalu sedikit dan tampaknya permodalan yang memadai tidak akan pernah tercapai mengingat perusahaan mereka memerlukan semakin banyak uang untuk mendanai pertumbuhannya. Selain itu, tekanan terhadap UKMK untuk menjual secara kredit sangat kuat. Dimana, beberapa manajer melihat peluang untuk mendapatkan keunggulan persaingan terhadap pesaingnya dengan cara menawarkan penjualan kredit. Apapun kasusnya, pemilik bisnis kecil harus mengendalikan penjualan kredit secara hati-hati karena kegagalan mengendalikannya dapat menghancurkan kesehatan keuangan bisnis kecil.
4.                              Gagal Mengembangkan Perencanaan Strategis.
Terlalu banyak wirausahawan yang mengabaikan proses perencanaan strategis, karena mereka mengira hal tersebut hanya bermanfaat untuk perusahaan besar saja. Namun, kegagalan perencanaan biasanya mengakibatkan kegagalan dalam bertahan hidup dan ini berlaku untuk keduanya usaha besar maupun usaha kecil. Sebab, tanpa suatu strategi yang didefinisikan dengan jelas, sebuah bisnis tidak memiliki dasar yang berkesinambungan untuk menciptakan dan memelihara keunggulan bersaing di pasar.

.
5.                              Lokasi yang buruk
Untuk bisnis apapun, pemilihan lokasi yang tepat untuk sebagian merupakan suatu seni – dan untuk sebagian lagi ilmu. Sangat sering, lokasi bisnis dipilih tanpa penelitian, pengamatan, dan perencanaan yang layak. Beberapa wirausahawan memilih lokasi hanya karena ada tempat kosong. Akibat ketidaktepanan lokasi ini, penjualan tidak berkembang dan bisnis tersebut terancam gagal.
6.                              Pengendalian Persediaan yang Tidak Baik
Umumnya, investasi terbesar yang harus dilakukan manajer bisnis kecil adalah dalam persediaan, namun pengendalian persediaan adalah salah satu tanggung jawab manajerial yang paling sering diabaikan. Tingkat persediaan yang tidak mencukupi akan mengakibatkan kekurangan dan kehabisan stok, yang akhirnya mengakibatkan pelanggan kecewa dan pergi.
7.                              Ketidakmampuan Membuat Transisi Kewirausahaan.
Berhasil melewati “tahap awal kewirausahan” bukanlah jaminan keberhasilan bisnis. Setelah berdiri, pertumbuhan biasanya memerlukan perubahan gaya manajemen yang secar drastis berbeda. Kemampuan-kemampuan yang tadinya membuat seorang wirausahawan berhasil seringkali mengakibatkan ketidakefektifan manajerial. Pertumbuhan mengharuskan wirausahawan untuk mendelegasikan wewenang dan melepaskan kegiatan pengendalian sehari-hari – sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh banyak wirausahwan.

 

Tantangan Kewirausahaan dalam Konteks Global

 

Negara-negara yang unggul dalam sumber dayanya akan memenangkan persaingan, sebaliknya negara-negara yang tidak memiliki keunggulan bersaing dalam sumber daya akan kalah dalam persaingan.

Negara-negara yang memiliki keunggulan bersaing adalah negara-negara yang mampu memberdayakan sumber daya manusianya secara nyata.


Tantangan Tanggung Jawab Sosial Kewirausahaan

Pendapat yang kontra menyatakan, jika perusahaan diharuskan melakukan pertanggungjawaban sosial, maka akan terjadi konflik antara tujuan ekonomi dengan tujuan sosial. Sedangkan pendapat yang pro menyatakan, pada dasarnya perusahaan merupakan bagian dari masyarakat. Jadi, seandainya perusahaan sudah memiliki kekayaan dalam jumlah besar, maka sebaiknya diimbangi dengan melakukan program-program sosial yang keuntungannya mungkin akan dirasakan dalam jangka panjang.
Ternyata dalam penerapan tanggung jawab sosial terdapat argumen yang mendukung atau "pro" dan yang "kontra." Namun banyak penelitian menyatakan bahwa dengan melakukan kegiatan dalam bentuk tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility— CSR), perusahaan akan mendapat banyak keuntungan selain dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang.
Beberapa bentuk pertanggungjawaban sosial wirausahawan tersebut :
1. Tanggung jawab terhadap lingkungan, di mana wirausahawan harus selalu menjaga kelestarian lingkungan.
2. Tanggung jawab terhadap karyawan, dengan selalu mendengarkan usulan dan pendapat karyawan, mereka diberikan imbalan yang sesuai dan diberikan kepercayaan penuh.
3.  Tanggung jawab terhadap pelanggan, antara lain
(a) menyediakan barang dan jasa yang berkualitas;
(b) memberikan harga yang wajar;
(c) melindungi hak-hak konsumen, yaitu hak mendapatkan produk yang aman, mendapat infbrmasi tentang produk, hak untuk didengar, dan hak untuk memilih barang apa yang hendak dibeli.
4.. Tanggung jawab terhadap investor, dengan kesanggupan mengembalikan investasi yang cukup menarik, seperti memaksimalkan keuntungan dan melaporkan kinerja keuangan yang akuntabel.
5. Tanggung jawab terhadap masyarakat sekitar, seperti menyediakan atau membuka lapangan kerja dan menjaga sitiiasi lingkungan yang sehat di sekitar perusahaan tersebut berada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar